Katakata.id – Poltracking Indonesia menyelenggarakan survei di Jawa Barat pada awal September 2024 pasca pendaftaran Calon Gubernur – Wakil Gubernur ke KPUD Jawa Barat, dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Pengambilan data lapangan dilakukan pada tanggal 8 – 14 September 2024.
Sampel pada survei ini adalah 1200 responden dengan margin of error +/- 2.9% pada tingkat kepercayaan 95%. Klaster survei menjangkau 27 kabupaten/kota di Jawa Barat secara proporsional berdasarkan data jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) 2024, sedangkan stratifikasi survei ini adalah proporsi jenis kelamin pemilih.
Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan teknologi aplikasi terhadap responden yang telah terpilih secara acak. Setiap pewawancara mewawancarai 10 responden untuk setiap satu desa/kelurahan terpilih.
Adapun tujuan dari survei ini adalah untuk mengukur peta kekuatan elektoral dua pasangan Calon Gubernur – Wakil Gubernur Jawa Barat, serta mengukur evaluasi kinerja pemerintahan serta kemantapan pilihan pasca pendaftaran.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda AR, Kamis (26/9/2024) menjelaskan temuan pokok dan analisis hasil survei ini dapat dijelaskan sebagaimana berikut:
Pertama. Simulasi tunggal calon Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi memperoleh angka elektabilitas (65.4%), diikuti Ahmad Syaikhu (11.4%), Acep Adang Ruhiat (4.3%), dan Jeje Wiradinata (2.9%). Sementara pada simulasi tunggal Calon Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan memperoleh angka elektabilitas (20.0%), diikuti Ilham Habibie (16.6%), Gitalis Dwi Natarina (7.9%), dan Ronal Surapradja (7.2%).
Kedua. Simulasi Surat Suara pasangan Calon Gubernur – Wakil Gubernur Jawa Barat, pasangan Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan memperoleh angka elektabilitas (65.9%), diikuti pasangan Ahmad Syaikhu – Ilham Habibie (11.8%), pasangan Acep Adang Ruhiat – Gitalis Dwi Natarina (5.2%) dan pasangan Jeje Wiradinata – Ronal Surapradja (2.9%).
Ketiga. Peta persebaran kekuatan Elektabilitas Pasangan Calon Gubernur – Wakil Gubernur Jawa Barat berdasarkan wilayah aglomerasi – kultural. Pemilih Megapolitan (28.3%), Pantura (25.1%), Bandung Raya (19.1%), Priangan Timur (15.9%) dan Priangan Barat (11.6%) cenderung kepada Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan.
Keempat. Peta persebaran kekuatan Elektabilitas Pasangan Calon Gubernur – Wakil Gubernur Jawa Barat berdasarkan suku. Pemilih dari suku Jawa, Sunda, dan Betawi cenderung kepada Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan.
Kelima. Peta persebaran kekuatan Elektabilitas Pasangan Calon Gubernur – Wakil Gubernur Jawa Barat berdasarkan kelompok usia. Pemilih Generasi Z (6.3%), Milenial Muda (19.7%), Milenial Matang (22.8%), Generasi X (29.0%), Baby Boomers (21.0%), dan Silent Gen (1.2%) cenderung kepada Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan.
Keenam. Peta persebaran kekuatan elektabilitas Pasangan Calon Gubernur – Wakil Gubernur Jawa Barat berdasarkan pilihan partai politik. Pemilih Partai Gerindra (19.8%), Partai Golkar (15.4%), PDI Perjuangan (8.9%), PKB (7.0%), PAN (2.7%), Partai Demokrat (2.6%), Partai NasDem (1.8%) dan PPP (1.3%) cenderung kepada Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan. Pemilih PKS (10.7%) cenderung kepada Ahmad Syaikhu – Ilham Habibie. Split ticket voting terjadi pada pemilih PDI Perjuangan, PKB, Partai Nasdem dan PPP.
Ketujuh. Peta persebaran kekuatan Elektabilitas Pasangan Calon Gubernur – Wakil Gubernur Jawa Barat berdasarkan pilihan pada Pilkada 2018. Pemilih Ridwan Kamil – Uu Ruzhanul Ulum, Tubagus Hasanuddin – Anton Charliyan, dan Deddy Mizwar – Dedi Mulyadi cenderung kepada Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan. Pemilih Sudrajat – Ahmad Syaikhu cenderung kepada Ahmad Syaikhu – Ilham Habibie.
Kedelapan. Peta persebaran kekuatan Elektabilitas Pasangan Calon Gubernur – Wakil Gubernur Jawa Barat berdasarkan pilihan Pilpres 2024. Pemilih Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka dan Ganjar Pranowo – Mahfud MD cenderung kepada Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan.
Kesembilan. Sebanyak (49.6%) publik mengatakan tidak akan mengubah pilihan calon Gubernur – Wakil Gubernur Jawa Barat, sedangkan (42.6%) publik mengatakan masih mungkin akan mengubah pilihan. Di antara yang masih mungkin mengubah pilihannya mengatakan akan mantap menentukan pilihan pada masa kampanye (40.6%), diikuti pada hari H pelaksanaan pemilihan (32.9%), pada masa tenang kampanye (11.2%) dan saat penetapan calon (7.3%).
“Temuan ini merupakan potret terbaru dari survei yang dilakukan pada awal September 2024. Berbagai kemungkinan masih berpotensi terjadi, tergantung isu dan konstelasi politik jelang hari pemilihan pada 27 November 2024 nanti,” tutup Hanta Yuda. (Rls/RA)