SEJAK awal tahun Corona meluluh-lantakkan semua aspek. Ekonomi, sosial, politik dan kesehatan terdampak. Normal baru yang digadang-gadang pun tak sanggup mengantisipasinya secara cepat dan tepat. Kini pasrah dan harapan besar ada di pundak para peneliti untuk menemukan vaksin yang tepat agar keberanian masyarakat awam tumbuh perlahan. Meski para pejabat juga pedagang berperang argumen yang malah lebih lantang. Tapi ya sudahlah, mungkin mereka sedang jualan peran.
Kami sekeluarga cukup intens mengikuti berita walau hanya sepotong-sepotong, berharap suatu waktu mendengar dan membaca yang dinanti-nantikan. Sepanjang usia pengetahuanku inilah tragedi yang seisi bumi kebingungan menghadapinya. Jika bumi yang sebesar dan sehebat ini saja bingung, apalagi keluarga kecil kami.
Sejak awal tahun pula tepatnya sekitar bulan April, istri dan anak-anak tidak pernah lagi pergi ke mal, baik itu berbelanja, makan ataupun sekadar main untuk cuci mata. Keluarga kami menerapkan aturan yang ketat sekali sebagai langkah antisipasi. Bukan sekali dua kali anak-anak merengek minta bermain ke mal, bahkan berani berjanji tidak akan meminta dibelikan apapun jika dikabulkan. Hebat sekali anak di bawah lima tahun sekarang agar keinginannya dipenuhi. Tapi, apapun cara mereka kami tetap bergeming. Ini harus kami lakukan untuk masa depanmu, nak. Karena bulan besok hari terakhir ayahmu bekerja setelah sembilan bulan target perusahaan tidak pernah terkejar.
Penulis : Syugianto