Rahmat: Harus berani mengkritik dan menegakkan keadilan

KataKata.id – Zaman kuliah, sosoknya menjadi salah satu mahasiswa yang aktif dan kritis di FISIP Universitas Riau (Unri). Jabartan sebagai Gubernur BEM FISIP Unri pernah diembannya. Sebagai orang yang aktif berorganisasi, Rahmat Gusra tak sungkan untuk mengkritisi berbagai persoalan kampus yang dinilainya menyimpang. Ia berani bertindak untuk menegakkan keadilan.

Hal tersebut diwujudkannya melalui berbagai sepak terjang. Baru saja bergabung menjadi mahasiswa ia langsung mengkritisi masalah Ospek mahasiswa yang dinilainya kurang pantas. Mahasiswa di era tahun 1999 ke bawah saat itu diminta datang ke kampus pukul 05.00 WIB dalam rangka Ospek, termasuk dirinya.

“Di awal masuk saya merasa budaya Ospek seperti itu tak perlu dilakukan. Akhirnya, kami bersama mahasiswa lain pun bergerak menolak Ospek. kami ingin Ospek ditiadakan. Didengar, akhirnya sejak tahun 2000 Ospek seperti itu tak ada lagi,” terang Rahmat.

Keberhasilan tersebut dilanjutkannya dengan mengkritisi hal lain. Waktu itu, sosok pemimpin di level fakultas dinilainya tidak kredibel dalam memimpin. Banyak hal yang tak menyenangkan dilakukannya. Sehingga Rahmat bersama teman-teman mencoba untuk menurunkan pemimpin tersebut. Mogok ujian diadakan, pintu kelas ia gembok agar mahasiswa tak bisa ujian. Lalu mereka berkumpul bersama menyampaikan aspirasi. Aksi tersebut sempat mendapat tentangan dari beberapa pihak dan ia harus berurusan dengan Senat. Namun, karena kritiknya beralasan akhirnya sang pemimpin diturunkan dan diganti.

“Masa-masa itu memang semangat demokrasi masih terasa. Kebebasan bersuara setelah era reformasi salah satunya kita wujudkan dengan berbagai aksi. Namun tentu bukan untuk mencari kesalahan, melainkan untuk mencarikan solusi. Hal tersebut yang memang sangat berkesan bagi saya semasa kuliah,” lanjutnya.

Setelah melakukan berbagai pencapaian di Unri, tahun 2005 Rahmat menyelesaikan pendidikannya. Pria yang hobi memotret dan mendaki gunung ini diminta menangani project oleh PT Pertamina. Karena dinilai mampu, akhirnya ia pun diajak bergabung.

Hingga saat ini ia masih berkiprah di perusahaan tersebut. Jabatannya ialah sebagai staf adm retail di kantor Pertamina Cabang Pemasaran Pekanbaru. Tugasnya antara lain memastikan penyaluran minyak berjalan lancar, memperbaiki pelayanan, dan menjalankan program dari Pertamina.

Sejak tahun 2006, di Pertamina Pekanbaru sendiri hadir program pasti PAS dari Pertamina. “Jika di tahun sebelumnya pelayanan di SPBU masih kaku dan kurang ramah, dengan adanya program tersebut kini pelayanan kita jauh mengalami perbaikan. Kita berupaya agar hal tersebut bisa terwujud dan terbukti dari apa yang bisa dirasakan hari ini,” ungkap pria yang pernah bercita-cita menjadi pengusaha ini.

Lantas, bagaimana pengaplikasian ilmu yang ia dapat dikampus pada kesibukannya di perusahaan saat ini? menjawab pertanyaan tersebut ia mengaku ilmu semasa kuliah sangat membantunya dalam berkiprah saat ini. bukan hanya ilmu yang didapat didalam kelas, namun juga ilmu yang diterima dari kegiatan berorganisasi.

“Jabatan saya saat ini menuntut saya untuk berinteraksi dengan banyak pihak. karena menyangkut persoalan hidup orang banyak. tak jarang kami didatangi LSM, wartawan maupun polisi yang mengklarifikasi masalah penyalahgunaan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM). namun karena sejak kuliah saya sudah sering berinteraksi dengan banyak orang yang memiliki beragam karakter, saat ini saya merasa tak canggung lagi untuk menghadapi berbagai pihak dalam menjelaskan kondisi yang terjadi,” tutupnya.**

 

Sumber: Riau Pos

Related posts