Pengaplikasian Video Listening Practice terhadap Pembelajaran Listening di Sekolah Alam Pangkalpinang (SAPKA)

Katakata.id, Pangkalpinang – Pembelajaran bahasa, khususnya dalam keterampilan mendengarkan, selalu menjadi aspek penting dalam pendidikan, terutama di era digital yang menuntut kemampuan berkomunikasi yang semakin baik. Menyadari pentingnya hal tersebut, sebuah penelitian berjudul “Listening Practice Application: Peningkatan Keterampilan Listening melalui Video Listening berbasis Web pada Peserta Didik Sekolah Alam Pangkalpinang”.

Penelitian ini dipimpin oleh Dr. Diana Anggraeni, M.Hum., seorang pakar dalam bidang linguistik (Ilmu Bahasa) di Universitas Bangka Belitung. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi sejauh mana penggunaan media video dapat meningkatkan keterampilan mendengarkan siswa, serta dampaknya terhadap pemahaman dan keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar di Sekolah Alam Pangkalpinang.

Pembelajaran bahasa mencakup empat keterampilan dasar, yakni berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis. Di antara keterampilan tersebut, mendengarkan sering kali dianggap sebagai salah satu yang paling sulit untuk dikuasai oleh siswa. Hal ini dikarenakan mendengarkan bukan hanya soal mendengar kata-kata, tetapi juga memerlukan pemahaman konteks, intonasi, dan pola bahasa yang digunakan oleh penutur asli. Keterampilan mendengarkan juga menjadi tantangan di Sekolah Alam Pangkalpinang, di mana siswa cenderung lebih suka belajar melalui aktivitas di luar kelas dan pendekatan belajar aktif.

Menyadari pentingnya keterampilan mendengarkan dalam pembelajaran bahasa, Dr. Diana Anggraeni memutuskan untuk melakukan penelitian ini dengan tujuan mengeksplorasi apakah metode video listening practice bisa menjadi solusi efektif.

“Penggunaan video dalam pembelajaran bahasa, terutama untuk keterampilan mendengarkan, memiliki potensi besar untuk meningkatkan pemahaman siswa karena mereka dapat melihat konteks visual yang membantu mereka memahami percakapan secara lebih mendalam,” ujar Dr. Diana.

Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Diana Anggraeni dan timnya ini memiliki beberapa tujuan utama:
1. Meningkatkan Keterampilan Mendengarkan Siswa: Meneliti apakah penggunaan video sebagai media pembelajaran dapat membantu siswa lebih mudah memahami percakapan dalam bahasa asing.
2. Meningkatkan Motivasi Belajar: Meneliti apakah metode video listening practice dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam belajar bahasa, terutama dalam keterampilan mendengarkan.
3. Menyediakan Alternatif Pembelajaran: Mengidentifikasi apakah penggunaan video dapat menjadi alternatif yang efektif dan menarik bagi metode pembelajaran tradisional yang sering kali monoton.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian campuran yang menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Sebagai langkah awal, dilakukan pre-test untuk mengukur kemampuan awal siswa dalam mendengarkan. Setelah itu, dilakukan pengajaran menggunakan video listening practice selama periode penelitian berlangsung. Media video yang digunakan dalam penelitian ini adalah video pembelajaran yang berisi gambar dan kata-kata sesuai dengan topik yang dibahas.
Selain itu, penelitian ini juga mencakup wawancara mendalam dengan guru dan siswa, serta observasi kelas untuk mengetahui bagaimana metode ini diimplementasikan dan diterima oleh siswa.

(Dok. istimewa)

Dalam pengumpulan data, Dr. Diana dan timnya melakukan analisis terstruktur terhadap hasil post-test dan mengukur perubahan yang terjadi pada kemampuan mendengarkan siswa.

Selama pelaksanaan penelitian, Dr. Diana Anggraeni dan tim penelitinya menyusun berbagai macam video yang berhubungan dengan hal-hal dasar dalam bahasa Inggris, seperti nama hewan, buah, angka dan bagian tubuh. Video-video tersebut disesuaikan dengan level kemampuan siswa dan topik yang menarik bagi mereka, seperti video mengenai alam, percakapan tentang lingkungan, serta interaksi sosial yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Salah satu video yang digunakan adalah video bagian-bagian tubuh yang menggambarkan bagaimana siswa mengenali setiap anggota tubuh dalam Bahasa Inggris. Video ini dipilih karena relevan dengan pendekatan pendidikan alam yang diterapkan di Sekolah Alam Pangkalpinang. Siswa diundang untuk mendengarkan dan memahami percakapan yang terjadi, serta mempraktikkan kembali dialog tersebut dalam bentuk latihan kelompok.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan video listening practice memiliki dampak positif terhadap pembelajaran keterampilan mendengarkan siswa. Berdasarkan hasil post-test, terjadi peningkatan signifikan pada kemampuan mendengarkan siswa dibandingkan dengan hasil pre-test. Siswa yang sebelumnya kesulitan memahami percakapan dengan penutur asli menunjukkan peningkatan dalam hal memahami intonasi, pengucapan, dan makna dari percakapan tersebut.
Guru yang terlibat dalam penelitian ini juga mengungkapkan bahwa penggunaan video membuat siswa lebih terlibat dalam pembelajaran.

Salah satu guru bahasa Inggris, Arifin, mengatakan, “Siswa menjadi lebih antusias saat belajar menggunakan video. Mereka merasa seperti sedang menonton film atau acara televisi, namun secara tidak langsung mereka belajar bagaimana cara orang-orang berbicara dalam bahasa Inggris. Ini berbeda dari metode pembelajaran tradisional yang biasanya monoton.”

Motivasi belajar siswa juga meningkat selama periode penelitian. Siswa merasa lebih nyaman dan termotivasi saat mereka belajar melalui media yang lebih interaktif dan visual.

Salah satu siswa, Andi, mengatakan, “Dengan video, saya bisa melihat apa yang mereka bicarakan dan lebih mudah memahami kata-kata yang mereka ucapkan. Rasanya lebih seru dan tidak membosankan.”

Selain itu, hasil wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa penggunaan video tidak hanya meningkatkan keterampilan mendengarkan mereka, tetapi juga membantu mereka mengembangkan pemahaman budaya yang lebih baik. Siswa merasa bahwa dengan menonton video yang menampilkan situasi kehidupan nyata, mereka bisa lebih memahami bagaimana orang-orang di negara lain berinteraksi dan menggunakan bahasa tersebut.

Namun demikian, penelitian ini juga mengungkapkan beberapa tantangan yang dihadapi selama pelaksanaan. Salah satunya adalah keterbatasan teknologi di beberapa kelas di Sekolah Alam Pangkalpinang. Beberapa kelas tidak memiliki akses ke perangkat teknologi yang memadai seperti proyektor atau layar besar, yang dibutuhkan untuk menampilkan video dengan jelas. Kendala lain yang dihadapi adalah variasi tingkat kemampuan mendengarkan di antara siswa. Meskipun sebagian besar siswa menunjukkan peningkatan, beberapa siswa yang memiliki kemampuan mendengarkan yang rendah tetap kesulitan mengikuti video, terutama ketika percakapan berlangsung dengan cepat. Dr. Diana menyarankan agar dalam pelaksanaan lebih lanjut, video dengan berbagai tingkat kesulitan disesuaikan dengan kemampuan siswa, sehingga setiap siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan mereka masing-masing.

Berdasarkan temuan dari penelitian ini, Dr. Diana Anggraeni merekomendasikan agar penggunaan video listening practice diintegrasikan secara lebih luas dalam kurikulum pembelajaran bahasa di Sekolah Alam Pangkalpinang.

Dia juga menyarankan adanya pelatihan lebih lanjut bagi guru agar mereka dapat memilih dan menggunakan video yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

“Kami berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan metode pembelajaran bahasa, terutama dalam keterampilan mendengarkan. Dengan penggunaan media video yang tepat, kami percaya bahwa siswa dapat belajar bahasa dengan lebih efektif dan menyenangkan,” ungkap Dr. Diana dalam penutup laporannya.

Dr. Diana juga berharap agar penelitian ini bisa menjadi landasan untuk pengembangan metode pembelajaran yang lebih inovatif di sekolah-sekolah lain, khususnya di daerah yang menerapkan konsep pendidikan berbasis alam seperti Sekolah Alam Pangkalpinang.

Penelitian tentang penggunaan video listening practice yang dilakukan oleh Dr. Diana Anggraeni, M.Hum. di Sekolah Alam Pangkalpinang membuktikan bahwa media video dapat menjadi alat yang efektif dalam meningkatkan keterampilan mendengarkan siswa. Selain membantu siswa memahami konteks percakapan dengan lebih baik, video juga dapat meningkatkan motivasi belajar dan keterlibatan mereka dalam proses belajar-mengajar. Dengan hasil yang positif ini, penggunaan media video sebagai bagian dari pembelajaran bahasa diharapkan dapat diterapkan lebih luas dan menjadi bagian dari inovasi pendidikan yang berkelanjutan di Sekolah Alam Pangkalpinang, maupun sekolah-sekolah lain di Indonesia. (Rilis)

Related posts