Katakata.id – Poltracking Indonesia merilis hasil temuan survei tatap muka di 11 daerah pemilihan DPR RI Jawa Timur, Selasa (6/2/2024).
Survei ini diselenggarakan dari 25 – 31 Januari 2024. Jawa Timur adalah provinsi penentu dan terpadat kedua secara DPT. Lebih dari 31 juta pemilih atau sekitar 15.5% pemilih ada di Jawa Timur. Ada faktor lain yang membuat Jawa Timur menjadi menarik, secara kultural Jawa Timur basis Nahdlatul Ulama, salah satu faktor yang selalu diperhitungkan dalam kontestasi Pilpres.
Pada sisi lain, Jawa Timur dianggap provinsi yang sangat kompetitif karena tidak menjadi basis salah satu kandidat, sehingga Jawa Timur potensial menjadi penentu kemenangan Pilpres.
Adapun tujuan dari survei ini untuk mengukur peta kekuatan elektoral terkini calon presiden (capres) – calon wakil presiden (cawapres) dan partai politik di Jawa Timur mendekati hari pemilihan.
“Simulasi Surat Suara tiga pasangan Calon Presiden – Wakil Presiden, pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka memperoleh elektabilitas (60.1%), diikuti pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo – Mahfud MD dengan elektabilitas (17.2%) dan pasangan no urut 1 Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar dengan elektabilitas (14.9%),” kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda AR dalam keterangan tertulisnya kepada media.
Dalam temuan surveinya Hanta menjelaskan bahwa tren elektabilitas calon presiden – wakil presiden di Jawa Timur, pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar sempat turun di Juni 2023, dan sedikit mengalami kenaikan di September 2023. Setelah memastikan Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Anies Baswedan, rentang September 2023 ke Januari 2024 tren elektoral relatif stabil dengan sedikit kenaikan (1.3%).
“Sementara tren pergerakan elektoral Prabowo Subianto di Jawa Timur konsisten mengalami tren kenaikan sejak Juni 2023. Kenaikan signifikan terjadi dari rentang September 2023 ke Januari 2024 (19.5%), dimana dalam rentang tersebut Prabowo Subianto dipastikan berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka,” jelasnya.
Ia menyampaikan sedangkan tren Ganjar Pranowo relatif stabil memimpin sejak Mei 2022 hingga Juni 2023, namun disalip Prabowo Subianto pada September 2023. Setelah September 2023 tren elektabilitas Ganjar Pranowo mengalami penurunan (21.0%) di Januari 2024 meski sudah dipastikan menggandeng Mahfud MD sebagai cawapres.
“Tren elektabilitas Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka yang naik signifikan, membuat basis pemilih ikut bergeser dibandingkan dengan September 2023,” ujarnya.
Berdasarkan wilayah Algomerasi – Kultural, dijelaskannya, wilayah Mataraman yang awalnya menjadi basis Ganjar Pranowo bergeser ke Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka. Sementara wilayah Pantura dan Arek pada September 2023 menjadi wilayah berimbang antara Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, pada Januari 2024 cenderung kepada pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka.
“Sementara wilayah Madura yang awalnya kompetitif antara Anies Baswedan dan Prabowo Subianto hingga saat ini masih menjadi wilayah kompetitif antara Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar dan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka,” jelasnya.
Ia menyebutkan sedangkan wilayah Tapal Kuda masih menjadi basis Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Pergeseran pemilih di wilayah Algomerasi-Kultural seperti Mataraman, Arek, Pantura dan sebagian Tapal Kuda juga menandakan pergeseran pemilih Joko Widodo 2019 ke pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka.
Hanta mengatakan hampir 80% publik merasa dekat dengan atau berasosiasi dengan organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU).
“Pemilih yang merasa dekat atau berasosiasi dengan Nahdlatul Ulama, sebaran pemilih calon presiden – wakil presiden nya, yang memilih pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (15.3%), sementara yang memilih pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka (60.9%) dan yang memilih pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo – Mahfud MD (16.3%), ungkapnya.
Tren basis pemilih NU, ia menyebut kepada Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar cenderung stabil dengan kenaikan tipis (0.7%). Kepada Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka mengalamii kenaikan (19.2%). Sedangkan kepada Ganjar Pranowo – Mahfud MD mengalami penurunan (21.7%).
Survei Partai Politik
Pada simulasi surat suara 18 Partai Politik PKB memperolah elektabilitas 24 %. Hanta Yuda menjelaskan bahwa PKB memperoleh elektabilitas (24.0%), diikuti PDI Perjuangan (16.7%), Partai Gerindra (15.5%), Partai Golkar (8.2%), Partai Demokrat (5.4%), Partai NasDem (5.4%), PAN (4.8%), PSI (3.0%), PPP (2.8%), PKS (2.7%), dan Partai Perindo (1.7%).
“Sementara partai politik lainnya masih di bawah 1 persen,” jelasnya.
Basis pemilih partai politik masih terjadi split ticket voting dimana pilihan partai politik tidak linear dengan pilihan calon presiden – wakil presiden yang diusung.
“Pemilih partai politik pengusung Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar seperti Partai NasDem, PKB dan PKS masih terbelah ke kandidat lain dan belum cukup solid kepada pasangan nomor urut 1,” kata Hanta.
Sementara, kata dia, pemilih partai politik pengusung Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka cukup solid ke pasangan nomor urut 2 tersebut.
“Sedangkan, pemilih partai politik pengusung Ganjar Pranowo – Mahfud MD hanya PDI Perjuangan yang cukup solid ke pasangan nomor urut 3,” ujar Hanta.
Temuan ini merupakan potret terbaru dari survei yang dilakukan pada akhir Januari 2024. Peta politik akan cukup dinamis mendekati masa pemilihan, sehingga peta saat ini bisa berubah jika ada suatu isu yang sangat mengguncang publik. (Rls)