KataKata.id – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengkritik pernyataan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Dudung Abdurachman yang menyebut ‘Semua agama itu benar di mata Tuhan’.
Ketua MUI KH Cholil Nafis menilai pernyataan ‘semua agama benar’ yang dinyatakan Pangkostrad bisa jadi dalam konteks kedudukan agama dalam bingkai Pancasila untuk hidup bersama di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Tapi dalam keyakinannya masing-masing pemeluk agama tetap yang benar hanya agama saya. Nah, dalam bingkai NKRI kita tak boleh menyalahkan agama lain apalagi menodai. Toleransi itu memaklumi bukan menyamakan,” kata Kiai Cholil Nafis dikutip dari akun twitternya, Selasa, (14/9/2021).
“Semua agama benar”. Itu menurut pancasila utk hidup bersama di Indonesia. Tapi dalam keyakinannya masing2 pemeluk agama tetap yg benar hanya agama saya. Nah, dalam bingkai NKRI kita tak boleh menyalahkan agama lain apalagi menodai.
.
Toleransi itu memaklumi bukan menyamakan.— cholil nafis (@cholilnafis) September 14, 2021
“Bagi kami umat Islam yang benar hanya agama Islam. kita wajib meyakininya agar iman menancap di hati. hanya dalam kehidupan sosial berbangsa dan bernegara kita harus bertoleransi kepada umat beragama lain,” tulis Kiai Cholil.
“Posisi TNI dan Pemerintah tentu mengayomi semua umat beragama,” ujarnya.
“Yang sama jangan dibeda-bedakan apalagi dipertentangkan dan yang memang beda jangan di sama-samakan. namun kita tetap harus saling memaklumi dan menghargai. Begitulah makna toleransi yang saya pahami,” tambah Kiai Cholil.
Dikutip dari Viva, Pernyataan Letjen Dudung soal ‘Semua agama benar’ itu disampaikan saat melaksanakan kunjungan kerja ke Batalyon Zipur 9 Kostrad, Ujungberung, Bandung, Jawa Barat, Senin, 13 September 2021. Pangkostrad sebelumnya mengingatkan kepada para prajurit agar cermat dalam menyikapi berita yang beredar di media sosial.
Pangkostrad meminta jajarannya tidak mudah mengirim berita yang belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya dan jangan mudah terprovokasi oleh berita hoax, hindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama.
“Bijaklah dalam bermain media sosial sesuai dengan aturan yang berlaku bagi prajurit. Hindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama. Karena semua agama itu benar di mata Tuhan,” kata Pangkostrad.
Reporter : Rasid Ahmad