Desa Wisata Dayun Siak Lolos 50 Besar ADWI 2022

Katakata.id – Desa Wisata Dayun, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, lolos 50 besar desa wisata terbaik nasional, Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno mengatakan, bahwa pada tahun 2022 telah terjaring sebanyak 3.419 peserta desa desa dari 70.000 desa di seluruh Indonesia.

“Selamat saya ucapkan kepada 50 desa wisata terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia 2022. Jadikan pencapaian ini sebagai motivasi untuk terus tetap mengembangkan desa wisata yang berkualitas dan berkelanjutan untuk Indonesia bangkit,” kata Sandiaga Uno, dalam keterangan resminya dikutip dari kanal YouTube Jadesta, Rabu (27/4/2022).

Ia menjelaskan, rangkaian kegiatan Anugerah Wisata Indonesia 2022 selanjutnya akan meninjau dan menilai secara langsung bersama para dewan juri ke-50 desa wisata terbaik ADWI 2022.

“Kepada seluruh desa wisata yang belum lolos, 50 desa wisata Indonesia terbaik 2022 tetap terus tingkatkan inovasi adaptasi dan kolaborasi. Ayo kita terus gali potensi desa wisata di seluruh Indonesia, sebagai simbol kebangkitan ekonomi nasional dan kesejahteraan rakyat untuk Indonesia bangkit,” ucapnya.

Sementara itu, Gubernur Riau Syamsuar mengatakan, sebanyak 133 desa di Riau telah dicanangkan menjadi desa wisata wisata. Menurutnya, ADWI 2022 dapat mendorong pengelola desa wisata berperan aktif untuk mengembangkan desa wisata.

“Alhamdulillah Desa Wisata Dayun masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata 2022. Semoga pencapaian ini bisa sebagai motivasi untuk terus mengembangkan desa wisata yang berkualitas dan berkelanjutan untuk Indonesia. Terima kasih kepada Kemenparekraf dan dewan juri yang telah bekerja maksimal,” sebut Syamsuar.

Rangkaian kegiatan ADWI 2022 sudah melalui beragam tahap kurasi berdasarkan penilaian dewan juri terhadap 7 kategori penilaian klasifikasi desa wisata dan kelengkapan data melalui website Jadesta.

Mulai dari proses kurasi menjadi 500 besar desa wisata, kemudian 300 desa wisata, lalu dikerucutkan kembali menjadi 100 besar, hingga terpilih 50 desa wisata terbaik, desa wisata Indonesia bangkit.

Adapun kategori penilaiannya yaitu, daya tarik pengunjung, homestay, digital dan kreatif, souvenir, toilet umum, CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability), dan kelembagaan desa.

Penghulu Dayun, Nasya Nugrik mengatakan kami mulai bangkit sejak tahun 2021. Sebelumnya pada tahun 2020 kami tak ada aktivitas sama sekali. Tutup lantaran kasus pandemi Covid-19 sangat tinggi. Setelah level PPKM turun, akhirnya kami membuka kembali objek wisata ini.

“Untuk 1 wahana (flying fox), pada hari ahad bisa meraup omset 3 juta rupiah. Paling rendah bisa menghasilkan 700 ribu rupiah. Jumlah penghasilan ini didapat dalam jangka waktu satu hari saja, khusus hari libur,” katanya.

“Jumlah pendapatan ini belum ditambah lagi dengan pemasukan dari wahana lainnya. Hasilnya dibagi untuk Pokdarwis dan desa,” terang Nasya.

Ia menceritakan, perjuangan pembangunan kawasan wisata ini melalui perjuangan keras. Mulai dari sengketa pemanfaatan lahan, meyakinkan pemerintah daerah untuk mendukung pengembangan kawasan wisata, dan menggerakkan masyarakat sadar wisata.

“Pertama yang dilakukan mengamankan aset. Dulu tanah di sini lama terlantar. Lalu, kami minta ke Pemerintah Kabupaten Siak untuk dihibahkan ke desa,” ujar Nasya.

Kemudian, Nasya berusaha meyakinkan perangkat BPBD untuk menjadikan kawasan embung ini untuk jadi objek wisata. Selanjutnya, ia berusaha mengajak warga setempat untuk menjadi masyarakat sadar wisata.

“Alhamdulillah saat ini bisa berjalan lancar dan bisa mendapatkan pendapatan warga dan PAD,” jelasnya.

Nasya mengungkapkan, bahwa pengerjaan pembangunan aksesibilitas dan amenitas objek wisata Embung Terpadu Desa Dayun melibatkan warga desa setempat. Anggaran pembiayaannya ia dapatkan melalui Dana Padat Karya Tunai Desa yang dianggarkan dari pemerintah pusat.

“Kalau melibatkan warga setempat pasti pengerjaannya akan lebih baik. Karena warga itu sendiri yang akan memanfaatkan hasil pembangunan itu. Tapi kalau kita tenderkan ke pihak lain, takutnya kualitas hasil pengerjaannya kurang bagus,” tandas Nasya.

Untuk diketahui, Desa Wisata Dayun telah memiliki objek wisata Kawasan Embung Terpadu. Di destinasi ini telah memiliki sejumlah wahana. Adapun sejumlah wahana di Kawasan Embung Terpadu di antaranya adalah, flyingfox, shaking bridge, monkey bridge, mini outbond sepeda air, kereta putar, mobil remote dan permainan tradisional.

Editor: Rasid Ahmad || Sumber: MC Riau

Related posts