Katakata.id – Program Studi Ilmu Politik, Universitas Bangka Belitung (UBB) menyelenggarakan diskusi dan kuliah Eurasia dengan tema “Comparative Advantages of Asian Humanity and Culture” pada Jumat, 26 September 2025.
Kegiatan yang berlangsung di Gedung Rektorat UBB juga sekaligus bersamaan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Universitas Bangka Belitung dan Marusen Suisan Co., Ltd.
Dalam rangkaian acara tersebut, Program Studi Ilmu Politik, UBB mengundang tiga narasumber utama: Dr. Dianni Risda, S.Pd., M.Ed. (Dosen Universitas Pendidikan Indonesia sekaligus Ketua Yayasan Lingua Global Utama), serta dua perwakilan dari perusahaan Jepang Marusen Suisan Co., Ltd., yakni Akimasa Senga dan Satoshi Inada.
Perusahaan Marusen Suisan Co., Ltd., mengadakan Kerjasama dengan Universitas Bangka Belitung dalam kerja sama bidang perdagangan dan perikanan khususnya dengan Fakultas Pertanian, Perikanan dan Kelautan, UBB yang akan mengirimkan mahasiswanya untuk kerja magang di Jepang.
Perusahaan Marusen Suisan telah bekerja sama dengan Indonesia sejak lama dimana Direktur Marusen Suisan, Akimasa Senga menyampaikan bahwa sekitar 70% pasokan udang untuk perusahaannya berasal dari Indonesia. Kerjasama ketenagakerjaan antara Indonesia dan Jepang salah satunya didasari oleh masalah demografis penduduk Jepang yang mencapai usia rata-rata 49 tahun.
Oleh karenanya program Specified Skilled Worker (SSW) dan internship untuk tenaga kerja asing, termasuk dari Indonesia diharapkan dapat membantu kerjasama yang menguntungkan di kedua negara. Tentu saja kemampuan Bahasa Jepang dan sertifikasi keahlian masih menjadi syarat mutlak dalam program kerjasama tersebut.
Dalam diskusi mengenai “Comparative Advantages of Asian Humanity and Culture”, Dr. Dianni membahas berbagai fenomena menarik yang berkembang di Asia, khususnya di Jepang. Terdapat prinsip-prinsip dari budaya di Jepang seperti Ganbaru (がんばる) semangat berusaha tanpa menyerah, lalu Kaizen (改善) usaha untuk perbaikan terus-menerus, dan terakhir Shikata Ga Nai (仕方がない) sebuah bentuk penerimaan terhadap kenyataan dan keberanian untuk tetap melangkah. Prinsip-prinsip ini banyak diimplementasikan dalam berbagai bidang seperti dunia pendidikan dan dunia kerja.
Selain membahas mengenai budaya Jepang, Dr. Dianni juga membahas mengenai keunggulan komparatif budaya Asia lainnya, yang memiliki nilai dan prinsip yang setara. Misalnya, China memiliki nilai-nilai Konfusianisme, Indonesia memiliki nilai-nilai Gotong royong dan Pancasila, Thailand memiliki Mai pen rai (toleransi), dan Filipina memiliki Bayanihan (solidaritas). Dalam pembahasan mengenai keunggulan komparatif Asia di bidang kemanusiaan dan budaya, Dr. Dianni menilai bahwa hal tersebut yang dapat memberikan arah moral dan kultural bagi dunia serta mengubah persepsi dari “Made in Asia” menjadi “Inspired by Asia”. Selain nilai-nilai budayanya, Asia juga memiliki “soft power” yang kuat melalui ekspor budaya modern seperti Bollywood, K-Pop, Anime, dan Manga.
Diskusi dan kuliah Eurasia diakhiri dengan sesi tanya jawab yang interaktif dimana banyak ketertarikan mahasiswa dari berbagai fakultas bertanya mengenai teknis program magang, peluang kerja, hingga kemungkinan implementasi nilai-nilai budaya kerja Jepang di Indonesia. Ketiga narasumber memberikan jawaban yang mendalam dan aplikatif.
Kehadiran Diskusi dan kuliah Eurasia di Universitas Bangka Belitung tidak hanya memperkuat jejaring internasional, namun juga sebagai cara dan bentuk tanggung jawab dalam mempersiapkan generasi muda Indonesia yang unggul kancah global.(***)