Lebih Dari Sekadar Kata
Dosen FKIP Unri Beri Kuliah Tamu di Universitas Pendidikan Mandalika. (Foto: istimewa)

Dosen FKIP Unri Beri Kuliah Tamu di Universitas Pendidikan Mandalika

Katakata.id – Disela-sela acara pertemuan puncak Forum Komunikasi (Forkom) pimpinan FKIP Negeri se Indonesia di Lombok pada 27 hingga 29 Oktober 2022, Dr. Daeng Ayub Natauna, M.Pd dosen pada Program Studi Pendidikan Masyarakat/Pendidikan Luar Sekolah FKIP Universitas Riau dijemput untuk memberikan kuliah tamu dihadapan civitas akademika yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Program Studi Pendidikan Masyarakat Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Pendidikan Mandalika (UNDIKMA) Mataram, Sabtu (29/10/2022) bertempat di Aula Fakulta Ilmu Pendidikan dan Psikologi.

Kuliah tamu ini, adalah realisasi dari kerjasama yang sudah ditandatangani setahun yang lalu antara Prodi Pendmas FKIP Universitas Riau dengan Prodi PLS/Pendmas FIPP Universitas Pendidikan Mandalika.

Pada kesempatan kuliah tamu tersebut, Daeng menyampaikan, bahwa abad 21 ditandai sebagai abad keterbukaan atau abad globalisasi, artinya kehidupan manusia mengalami perubahan-perubahan yang fundamental yang berbeda dengan tata kehidupan dalam abad sebelumnya. Dikatakannya pula, abad 21 adalah abad meminta kualitas dalam segala usaha dan hasil kerja manusia.

“Dengan sendirinya abad 21 meminta sumber daya manusia yang berkualitas, yang dihasilkan oleh lembaga-lembaga yang dikelola secara professional sehingga membuahkan hasil yang unggul,” ujarnya.

“Tuntutan-tuntutan yang serba baru tersebut meminta berbagai terobosan dalam berpikir, penyusunan konsep, dan tindakan-tindakan, tidak terkecuali dosen dan mahasiswa pendidikan masyarakat,” kata Daeng.

“Dengan kata lain diperlukan suatu paradigma baru dalam menghadapi tantangan-tantangan yang baru,” ujarnya.

Selanjutnya, Daeng juga menyampaikan bahwa tantangan baru tersebut jangan dihadapi dengan menggunakan paradigma lama, karena akan berakibat segala usaha akan menemui kegagalan.

Kemudian, katanya abad 21 juga dikenal dengan masa pengetahuan (knowledge age), karena pada era ini, semua alternatif upaya pemenuhan kebutuhan hidup dalam berbagai konteks lebih berbasis pengetahuan.

“Upaya pemenuhan kebutuhan bidang pendidikan berbasis pengetahuan (knowledge based education), pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge based economic), pengembangan dan pemberdayaan masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge based social empowering), dan pengembangan dalam bidang industri pun berbasis pengetahuan (knowledge based industry),” tegas Daeng.

Wakil Dekan I FIPP UNDIKMA, Suharyani, M.Pd yang membuka acara tersebut juga mengatakan, bahwa di abad 21 ini pendidikan menjadi semakin penting untuk menjamin peserta didik memiliki keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan menggunakan teknologi dan media informasi, serta dapat bekerja, dan bertahan dengan menggunakan keterampilan untuk hidup (life skills).

Selain itu, Suharyani bercerita pula bahwa UNDIKMA ini dulunya adalah IKIP Mataram, yang didirikan pada tanggal 1 April 1967 atas restu Panca Tunggal Nusa Tenggara Barat (sekarang Pemerintah Provinsi) yang ditindaklanjuti dengan berdirinya Yayasan  Pembina IKIP Mataram dengan Akte Pendirian Nomor 6 Tanggal 13 Juli 1968 yang selanjutnya diubah dengan Nomor dan Tanggal Perubahan Terakhir Nomor 62 Tanggal 21 Mei 1968.

Sejak 1 Juli 1968, IKIP Mataram Berstatus Terdaftar atas SK Direktorat Pendidikan Tinggi c.q. Dinas Perguruan Tinggi Swasta/Kedinasan Pusat Nomor 171/PT/III/1968 Tanggal 29 Juli 1968. Saat itu IKIP Mataram memiliki 3 (tiga) fakultas, yaitu: (1) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) dengan Jurusan Pendidikan Umum, (2) Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta (FKIE) dengan Jurusan Ilmu Pasti Alam, (3) Fakultas Keguruan Sastra Seni (FKSS) dengan Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris.

Suharyani menjelaskan, bahwa pada tanggal 2 Agustus 2019, Yayasan Pembina Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Mataram berkirim surat ke Dirjen Kelembagaan Kemenristekdikti untuk mengajukan penyatuan Universitas Nusa Tenggara Barat (UNTB) yang sebelumnya dibina oleh Yayasan Sangkareang agar dapat bergabung dengan IKIP Mataram. Pada tanggal 14 Agustus 2019, Dirjen Kelembagaan melakukan visitasi serta evaluasi usul perubahan bentuk IKIP dari institut ke universitas dan pada tanggal 23 September 2019 secara yuridis Kemenristekdikti menyetujui semua Prodi yang ada di UNTB menyatu ke IKIP Mataram.

Akhirnya dengan dikeluarkannya Keputusan Kemenristekdikti No. 953/KPT/I/2019 tentang Izin Perubahan Bentuk Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Mataram di Kota Mataram menjadi Universitas Pendidikan Mandalika di Kota Mataram Propinsi Nusa Tenggara Barat yang diselenggarakan oleh Yayasan Pembina Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Mataram.

“Maka secara yuridis UNDIKMA resmi berdiri,” ucapnya.

Sementara itu, Herlina, M.Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan masyarakat/luar sekolah mengatakan bahwa mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah pada dasarnya belajar tentang hakikat pendidikan sepanjang hayat. Berfungsi sebagai pengganti maupun pelengkap, Pendidikan Luar Sekolah merupakan pendidikan di luar jalur pendidikan formal di sekolah.

“Pendidikan Luar Sekolah hadir untuk menjadi bagian dari solusi atas persoalan-persoalan pendidikan, salah satunya putus sekolah,” ujarnya.

Herlina mengatakan, bagaimana agar kebutuhan belajar tersebut terpenuhi dan berlanjut di luar sekolah, itulah yang dipelajari di jurusan ini.

Lebih lanjut, Herlina menyampaikan prospek kerja lulusan bisa saja di Instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang pendidikan luar sekolah antara lain Dirjen PAUD, PNFI, Dikmas Kemendikbud, BKKBN, BPKB, Bapermas, dan Kemensos.

“Selain menjadi Aparatur Sipil Negara di berbagai instansi tersebut, alumni Pendidikan Luar Sekolah juga dapat berwirausaha dengan mendirikan dan mengelola sekolah, PAUD, kursus, sanggar, tempat les, atau lembaga pendidikan nonformal yang lain. Salah satu jabatan fungsional Pendidikan Luar Sekolah yang saat ini sedang dibutuhkan adalah pamong belajar,” terangnya.

Setelah itu, diadakan pula diskusi dengan dosen dan mahasiswa, dalam rangka membuka wawasan mahasiswa. Kholissusa’di, M.Pd selaku dosen yang aktif mengurus kegiatan mahasiswa, pada kesempatan tersebut mengungkapkan, bahwa era globalisasi dan abad 21 menuntut setiap individu dari berbagai lapisan masyarakat untuk meningkatkan kompetensi sesuai dengan profesinya.

“Peningkatan kompetensi tersebut bukan saja karena faktor kerasnya kompetisi yang terjadi di antara sesama profesi, tetapi juga untuk mampu menjawab kebutuhan zaman,” tegasnya.

Kegiatan kuliah tamu tersebut, ditutup dengan foto bersama dan bersalam-salaman. (Rls)

Print Friendly, PDF & Email

KataTerkait

SMAN 1 Pekanbaru Tandatangani MoU dengan PT Ganesha Operation

rasid

Mahasiswa Kukerta Unri adakan Pelatihan pembuatan sabun cuci piring

rasid

Seminar Nasional Inspirasi Guru Hebat Menuju Keunggulan Sebagai Guru Hebat di Era Revolusi Industri 4.0

rasid