Lebih Dari Sekadar Kata
Hasil survei Indikator Politik Indonesia mengenai keadaan ekonomi nasional [Foto : tangkapan layar Youtube Indikator Politik Indonesia]

Survei Indikator Politik Indonesia sebut keadaan ekonomi nasional buruk

KataKata.id – Lembaga survei nasional Indikator Politik Indonesia merilis survei nasional bertajuk penanganan pandemi, pemulihan ekonomi dan demokrasi, Ahad (26/9/2021).

Isu pemulihan ekonomi pada masa pandemi Covid-19 menjadi sorotan masyarakat.

“Berdasarkan survei nasional yang kami rilis, keadaan ekonomi nasional kebanyakan menilai kondisi ekonomi nasional pada umumnya sekarang buruk atau sangat buruk 44, 1 persen. sekitar 33,3 persen menilai sedang dan hanya 16,8 yang menilai baik atau sangat baik, “ kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi.

“Dalam setahun terakhir tren kondisi ekonomi nasional, persepsi terhadap kondisi ekonomi sedikit mengalami perbaikan meskipun masih cenderung dinilai buruk, “ terang Burhanudin.

“Jadi, bisa ditarik kesimpulan persepsi publik terhadap kondisi perekonomian nasional menunjukkan sedikit perbaikan dibanding dua bulan lalu,” tutupnya.

“Kinerja ekonomi itu tidak terlalu menggembirakan. survei Indikator Politik Indonesia ini kemungkinan benar. Namun kinerja ekonomi kita kalau dibandingkan dengan negara – negara lain di asia tenggara kita masih cukup baik,” kata Menteri Investasi Bahlil Lahadalia secara virtual zoom melalui tayangan Youtube Indikator Politik Indonesia, Ahad (26/9/2021).

“Pada kuartal ke IV pertumbuhan ekonomi kita di 2020 itu minus hampir 3 persen. pada kuartal I tahun 2021 0,75 persen. kuartal II kita itu sudah membaik 7,07 persen. ,” kata Bahlil.

“Dari sisi investasi turunnya tidak terlalu tinggi jika dilihat dari kuartal III ke kuartal IV,” ujarnya.

Dijelaskan Bahlil, penciptaan lapangan pekerjaan pada sektor informal betul – betul terdampak. ini kita dorong bagaimana UMKM kita tetap survive karena salah satu tulang punggung ekonomi kita adalah UMKM.

“Kontribusi yang paling besar pada kuartal II itu adalah konsumsi tumbuh 5 persen lebih. selain belanja pemerintah tetapi dia adalah UMKM yang massif,” katanya.

“Kemudian investasi ke depan khususnya bidang ekonomi kami tetap menjaga penciptaan lapangan kerja yang berkualitas. kita juga mendorong kawasan – kawasan pertumbuhan ekonomi baru diseluruh wilayah Indonesia harus terjadi agar pusat ekonomi tidak hanya terjadi pada satu kawasan,” ungkap Bahlil.

“Kita harus mendorong gini rasio kita agar tidak lagi terlalu melebar,” tutupnya.

Reporter : Rasid Ahmad

Print Friendly, PDF & Email

KataTerkait

Pertamina Pastikan Tak Akan Menjual BBM yang Tidak Sesuai Spesifikasi

rasid

Riau Petroleum dan PHE Siak Teken perjanjian pengalihan PI 10 persen

rasid

Penjelasan BPH Migas dan Pertamina Soal Rencana Pembelian BBM Pakai MyPertamina

rasid